Aku dan kelanaku

 

Aku.. siapakah aku? Aku yang sebenar-benarnya aku. Aku yang saat ini sedang berproses, aku yang sedang berkelana dalam lautan ilmu baru dibidang penulisan. Dunia yang sebelumnya tidak akan mungkin aku geluti. Inilah aku, Agung Handayani, umi nya Agha.

Kelanaku di hari pertama membuatku mengingat kembali tentang "Aku" yang mungkin sudah kulupakan dan tergantikan dengan rutinitas dan aneka macam kegiatan rumah tangga dan membersamai Agha. Akhirnya ku ingat kembali siapa aku dan bagaimana aku 🤭

Kelanaku di hari kedua mempertemukan aku dengan emosional nya diriku, emosiku. Kupelajari lagi diriku saat emosi dan bagaimana menyikapi emosi yang muncul dalam diri. Bagaimana emosiku saat aku bahagia, sedih, marah, kecewa, haru dan jatuh cinta. Nah kan emosiku tidak hanya saat aku marah 🤭. 

Kelanaku di hari ketiga yaitu bagaimana orang lain memandangku, melihatku, menilaiku dari kacamata mereka. Aku yang mereka kenal dan mungkin hanya melihat sebatas kulit luarku.

Di kelanaku ini membuatku sadar bahwa orang lain memandangku sebagai orang baik, sholehah, tekun dan sebagainya. Hal itu tidak lebih karena Allah yang banyak membantuku, memudahkanku dan Allah yang menutup aibku😭 lalu bagaimana aku dalam pandangan Allah.. siapakah yang akan menutup aibku😭 Ya Allah tidak ada satu makhluk pun yang bisa menutup aibnya dari pandangan Allah.

Berusaha memperbaiki diri, berproses dan lebih bermanfaat dan berdampak tidak hanya sekedar wacana untuk branding diri tapi semoga benar bisa terwujud aamiin 🤲🏻❤️.

Kelana ku di hari ke empat, aku masuk juga ke dunia Instagram dengan segala seluk beluknya, manfaatnya dan cara membranding diri. Bagaimana mempercantik Instagram juga tak luput kupelajari dari dua mentor yang kujumpai dalam kelanaku.

Template untuk feed Instagram bisa kita atur dan kita design supaya Instagram kita menjadi lebih cantik dan enak dipandang. Hal ini juga sebagai langkah kita berpromosi dan supaya bertambah "follower". Masya Allah Alhamdulillah ❤️

Begitulah kelanaku di Minggu pertama. Aku sadar bahwa aku masih harus banyak belajar. Kritik,  saran, masukan dan penilaian orang lain terhadapku menjadi cambuk bagiku untuk lebih baik lagi, lebih mawas diri dan tidak lelah untuk memperbaiki diri serta tidak sombong dan selalu rendah hati. Berusaha lebih baik lagi menurut Allah SWT.


0 komentar