Zona Nyaman

Aku mengenal istilah ini setelah ikut dalam suatu komunitas. Betapa perlunya keluar dari zona nyaman ini bagi ibu rumah tangga. Pemasaran apa sih arti kata itu, kumeluncur ke dunia Maya. 

Membaca tulisan dari Dyah Ayu Lestari di hello sehat, Istilah “zona nyaman” pertama kali dipopulerkan oleh Alasdair White, seorang pencetus teori manajemen bisnis pada tahun 2009. Menurutnya, zona nyaman adalah keadaan saat segalanya terasa akrab dan mudah sehingga Anda tidak mengalami banyak stres. 

Kadang terlalu nyaman ini membuat kita menjadi terlena. Lalu bisakah seorang ibu rumah tangga keluar dari nyamannya ?

Jawabannya bisa banget.

Seorang ibu dengan segudang aktivitas yang mungkin tidak akan pernah selesai bahkan waktu 24 jam mungkin terasa kurang. Hal ini membuat stres dan akibatnya malah bisa lebih parah jika tidak dapat mengelola emosi dan tingkat kesetresan maupun ekspektasi.

Keluar dari zona nyaman seorang ibu memang tidak harus hang out ataupun me time yang menghabiskan dana besar. Bisa juga dengan cara produktif, berkarya dan berdampak.

Sedekah ilmu yang dimiliki juga merupakan salah satu cara healing dan keluar zona nyaman lho. 

Mengikuti komunitas yang membawa dampak positif akan berpengaruh dalam pola pengasuhan, membersamai keluarga dan memanaj tingkat stres. 

Kasus yang hangat saat ini yaitu seorang ibu yang tega membunuh anak-anaknya karena takut buah hatinya mendapat bentakan maupun pukulan seperti yang pernah dialaminya merupakan luka batin dari sakitnya hati di masa kecil. Inner child yang belum sembuh ditambah ekonomi yang semakin hari semakin menghimpit serta support sistem dari orang sekitar termasuk pasangan yang tidaklah dia dapatkan membuatnya memilih bujukan setan untuk melakukan hal tersebut.

Miris memang. Dari sisi psikologis mungkin tekanan demi tekanan yang tidak bisa dia keluarkan, dia pendam, dia pupuk menjadi luka tak berdarah yang semakin hari semakin membesar tanpa disadari. 

Perasaan sendiri, takut dengan masa lalu dimana mungkin dengan disiplin tinggi ataupun ketidakberdayaannya karena harus dituntut nurut tanpa membantah. 

Merasa tidak baik jika menceritakan apa yang dia rasa karena ketakutan membuka aib, lingkungan pertemanan yang cenderung memojokkan dan tidak mau mendengar, kekerasan fisik dan batin yang belum sembuh dan mungkin masih ada lagi yang lain. 

Hanya Allah yang tahu apa sebenarnya yang dialami ibu tersebut.

Pernah juga di Bandung seorang ibu yang terbilang cukup dan mungkin lebih agamanya tetapi tega membunuh anaknya dengan memberikan racun di makanan anaknya. Alasannya karena takut tidak bisa memberikan fasilitas maupun pendidikan seperti yang dia dapat. Lagi-lagi alasan ekonomi dan ketakutan-ketakutan yang entah dari luar ataupun terlalu tingginya harapan. 

Dengan keluar dari zona nyaman, baik melalui komunitas maupun pertemanan yang positif bisa jadi membuat mata lebih terbuka.elihat dunia luar dengan lebih bijak, banyak yang senasib tetapi bisa survive, aktualisasi diri tanpa melupakan tugas dan kewajiban serta selalu ingat bahwa Allah tidak tidur dan Maha Kaya. 

Keluar zona nyaman tanpa melupakan keluarga yang membuatnya nyaman, bahagia dan menerima apa adanya tanpa ada apanya. (AH)

0 komentar