Pengalaman Puasa
Puasa Ramadan kukenal dari kecil bukan dari orangtua tetapi dari tetangga. Bapak ibu tidak memaksa ataupun menyuruhku puasa. Bahkan saurpun belum kuajak kenalan waktu itu.
Sahur kuketahui dari anak tetangga. Waktu itu aku SD kelas 5 atau 6 kubangun pagi kemudian ke rumah tetangga yang kebetulan selesai santap sahur. Ayahnya menanyakan apakah aku sudah makan? Kujawab belum karena memang tidak biasa makan sepagi itu.
Mba Yuni, demikian nama anak itu, membawakan sepiring nasi dengan lauk dan keripik bayam. Lagi-lagi makanan yang asing bagiku.
Kumakan dengan tenang sambil mendengarkan ayah mba Yuni bercerita mengenai sahur dan alasannya serta mengapa ada imsak.
Setelah makan, aku pulang. Apakah aku puasa sehari ? Ternyata tidak. Puasa setengah hari,😢
Puasa si ramadan selanjutnya aku memberanikan diri membeli di warung tetangga yang depan hotel. Beli pukul 03:00 atau 03:30. Oseng pentil alias tumis soon dan tempe goreng yang baru diangkat dari penggorengan itu sudah membuatku puas menikmati sahur.
Sudah mulai puasa sehari penuh meskipun kadang masih banyak bolongnya. Hihi. Alasan tidak puasa yaitu tidak sahur 😢
Semakin bertambahnya ilmu dari guru agama akhirnya akupun paham mengenai kewajiban menjalankan puasa Ramadhan.
Ahirnya karena kasihan aku pagi harus ke warung untuk sahur, ibu yang membelikannya. Memasakkannya.
Pernah pas puasa aku beli makanan macam-macam. Ada rujak, tahu, apalagi ya lupa hihi. Saat buka tiba tetapi makanan yang tadi tidak ada semua. Usut punya usut dimakan ke yang mau Nerima. Yap tidak jadi membayangkan deh hihi.
Kesukaanku itu es cendol atau dawer yang di daerah masjid Bintaro, ataupun es cincau versi ibuku buat.
Sampai sekarang kedua minuman itu yang mampu menggeser teh manis hangat untuk buka puasa.
Selain itu yaitu tempe gembus goreng yang bumbu meresap sempurna. Kalau untuk makanan sih kurang minta karena kadang sudah merasa kenyang.
Bagaimana dengan kolak? Sebenarnya aku suka akan tetapi kadang merasa kurang nyaman diperut setelah makan kolak. Mungkin karena santan dan manis.
0 komentar