Akhirnya setelah berkutat enam belas tahun dalam riuh rendah dunia kerja, mimpiku menjadi ibu rumah tangga pun terwujud. Nyinyiran, sindiran, kasihan, dan menyayangkan keputusan yang kubuatpun berdatangan tanpa permisi dan salam.
Awalnya aku santai tapi semakin lama meningkat sindiran yang membuatku akhirnya membuat story di media sosial : Cumlaudeku untuk anakku.
Diam.. hening.. 1 hari, 1 minggu dan sampai sekarang Alhamdulillah serangan berhentj. Capek mungkin larena yamg diserang santai dan elegan membalasnya wkwkw.
Tak terasa hampir delapan tahun menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Ternyata memanglah berat dibandingkan saat bekerja di ranah publik. Ibu rumah tangga yang diremehkan, dipandang sebelah mata padahal tak semua orang bisa dan mampu menjalankan profesi ini.
Bangga menjadi ibu rumah tangga yang bisa produktif, berbagj peran demgan anggota keluarga, hingga membuatku terjun ke berbagai komunitas untuk meyakinkan diri benar tidak sih ibu rumah tangga bisa berdaya dan bahagia meskipun di tengah tugas domestik dan membersamai suami dan anak?
Jawabannya BISA
Keharuan menyeruak ketika melihat galeri dan deretan sertifikat terpajang. Bukan mengejar materi tapi bahagia ternyata ibu rumah tangga bisa berdaya.. airmata menganak sungai bukan karena lara tapi keharuan yang sangat ketika anak menjadi lebih mandiri, gentle membawakan belanjaan meskipun berat, bercerita bahagianya bersekolah dan bermain bersama.
Teririmg perubahanku dari yang biasa di belakang layar menjadi fasilitator dan mampu bicara di depan umum tampa perlu bolak balik kamar mandi, takut pelajaran mengarang tapi sekarang terjun ke dunia menarikan pena yang merangkai untaian kata.
Terimakasih wahai diriku, Jazaakillahu Khairan katsiro ❤️, berubahlah menjadi lebih baik dan sholehah bukan buat siapapun tapi buatmu, ikhlaslah tanpa tapi jalankan peranmu.
Ku yang terharu tanpa kata 🥰
#writober2023
#haru
#RBMJakarta
#IbuProfesional